Bupati Landak, Karolin Margret Natasa dapat gelar bangsawan dari Keraton Amantubillah Mempawah

Bupati Landak, dr. Karolin Margret Natasa diberi anugerah Yang Mulia Sri Setia Amantubillah dengan gelar Pangeran Putri Dian Srikandi oleh Baginda Pangeran Ratu Mulawangsa, Dr. Ir. Mardan Adijaya Kesuma Ibrahim, M.Sc di Keraton Amantubillah Mempawah, Kalimantan Barat.

 

"Kami merasa sangat terhormat mendapatkan gelar sebagai bentuk kekeluargaan dengan Kerajaan Mempawah," tutur Karolin usai mengikuti adat Toana (14/11) Selasa malam.

 

Atas anugerah tersebut, Wanita kelahiran Mempawah 35 tahun silam itu berharap mampu menjaga amanah dan nama baik Keraton Mempawah hingga dimasa yang akan datang.

 

Sebagai bagian dari Keraton Amantubillah Mempawah, tambah Karolin, ritual robo-robo harus terus dilestarikan. Bukan hanya sebuah upaya menjaga tradisi dari para leluhur yang sakral saja, melainkan makna kebersamaan yang muncul dalam setiap prosesi menjadi nilai lebih dari ritual tersebut.

 

"Semoga saya mampu mengemban amanah ini dan membawa nama baik Keraton Mempawah hingga ke masa depan," Katanya.

 

Secara historis, Keberadaan Kerajaan Mempawah di Kalimantan Barat tidak terlepas dari Kerajaan pendahulunya pada Zaman Dayak Hindu. Kerajaan Sidiniang yang dipimpin oleh Patih Gumantar merupakan kerajaan pertama yang eksis pada tahun 1380 M.

 

Keberadaan Kerajaan Sidiniang dalam kurun waktu beberapa dekade sempat meredup hingga pada tahun 1680 M, dibawah kepemimpinan Raja Kudung mulai bangkit kembali, kemudian tahta Kerajaan Sidiniang beralih ke Panembahan Senggaok yang menyunting Puteri Cermin dari Kerajaan Baturizal Indragiri Sumatera.

 

Keduanya dikaruniai seorang Putri Utin Indrawati yang kemudian dinikahkan dengan Sultan Muhammad Zainuddin dari Kerajaan Tanjungpura. Keduanya dikaruniai seorang anak yang diberi nama Puteri Kesumba yang kemudian menikah dengan Opu Daeng Manambon yang mempelopori perkembangan Agama Islam di Mempawah.

Bagikan

Form Penilaian